Rolling text

Welcome to Uge Kurniawan's Blog, Please write on your comment before you leaving this page..!

Senin, 30 Agustus 2010

Jakarta-Purwokerto-Pemalang-Pekalongan

Niat ingin kembali menyegarkan pikiran dan melepas penat sekaligus bernostalgia dengan indahnya jalur selatan akhirnya tersalurkan dengan perjalanan jakarta-purwokerto kali ini.

Sore hari (30 Juli 2010) rona merah mentari Ibukota mengiringi kepulanganku dari kantor menuju agen Sinar Jaya di Pemuda. Tiba di Pemuda jam 18.00, telah parkir dengan manisnya sosok 75DX Hino selendang kembaran 74DX yang dipiloti oleh pak Wondo yang nampaknya masih sepi dari penumpang.
Mendekati loket dan menebus tiket seharga 55.000 langsung menempati seat depan baris kiri. Sambil menunggu keberangkatan, menyempatkan menunaikan kewajiban sholat maghrib di pos satpam. Lagi enak ngobrol, datang BMW parkir tepat di depan armada. Turun lah sang pengendara dengan style bak pimpinan sebuah perusahaan. Berjalan mendekati loket dan menebus tiket yang sama ke purwokerto. Sesaat kemudian mulai berdatangan para calon penumpang dengan berbagai tujuan.

18.30 (teenngg..)
Pak Tato yang kali ini memimpin perjalanan dengan 75DX mulai memasukan shift knob ke gear satu. Dengan perlahan tapi pasti lepasan injekan kopling mengiringi injekan pedal gas yang terasa begitu lembut hingga keluar dari area parkir agen Pemuda. PAda saat itu juga tiba 82DX Pekalongan selendang yang dibawa oleh Pak Kurdi.
Menembus kemacetan Ibukota melewati terminal Rawamangun yang sudah syarat terisi dengen para laskar tempur kudusan. Sempat tertangkap mata saat itu Haryanto 1526 Euro 3, Shantika IJo Tosca, Senja Furnindo Hino RK8 highdeck hijau, Senja Furnindo merah, beberapa Sinar jaya Ekonomi dan AC Bisnis bobotsari dan purwokerto, Sepasang Nu3tara dengan scania irizarnya, Nu3tara SE. dan paling belakang baru datang si ijo Lorena Malang yang siap untuk mengisi penumpang.

Sampai memasuki tol pisangan jatinegara masih menembus beberapa kemacetan. Sepanjang ini belum ada rival dan kawan bus lain yang notabene baru berangkat jam 19.00. Alunan permainan akselerasi belum begitu menunjukan torsi yang berarti. Mungkin ini masih persiapan untuk masuk pool di Cibitung. Karena armada dari pemuda (74DX, 75DX, 82DX) pasti masuk dan ambil penumpang di pool Cibitung, termasuk trayek jogja (5DX, 6DX) yang dari rawamangun pun ikut-ikutan masuk Cibitung untuk mengangkut penumpang dan beberapa keperluan kontrol.

19.30
Tiba di Pool Cibitung yang bisa dibilang cukup ramai dengan calon penumpang yang bepergian ke berbagai tujuan. Terlihat kerumunan calon penumpang mengantri untuk mendapatkan tiket di loket yang belum juga ada petugasnya. Lama menunggu sekitar 1 jam setengah akhirnya loketpun dibuka dan langsung saja beberapa bus termasuk 75DX terisi penuh penumpang.

Sangat disayangkan sekali bus-bus harus menunggu lama untuk bisa kembali melanjutkan perjalanan yang disebabkan oleh lamanya penanganan petugas loket yang melayani para calon penumpang sehingga menimbulkan kesan terlalu membuang-buang waktu. Mungkin hal ini bisa ditanyakan kepada Pak Tulus selaku manager pool Cibitung. Mohon penjelasanya pak, ini prosedur apa memang kurangnya petugas di Cibitung pada saat itu?, soalnya sempat terdengar slentingan dari para supir yang banyak mengeluhkan keadaan ini termasuk kapten 75DX Pak Tato yang mengeluhkan hal yang sama.

21.30
Sekali lagi Pak Tato Memasukan shift knob ke gear satu, dan perlahan meninggalkan pool cibitung untuk kembali melanjutkan perjalanan.
Sepanjang tol bekasi tepatnya di Pom bensin cipaganti KM59(kalo ga salah) sempat tertangkap mata Lorena new marcopolo(ga inget spesifiknya dikarenakan hanya sekilas).
Kali ini PAk Tato ga lewat kalihurip-dawuan melainkan keluar tol cikampek, memasuki pertigaan jomin, melewati pos kontrol lorena dan PK. Terlihat Haryanto 1526 Euro 3, dan ijo Lorena new marcopolo yang tadi menyusul kami. SEpanjang Taman Sari, UUN, MArkoni dan seterusnya, Akhirnya cuma bisa ZZzzzZzzz...

01.00
Memasuki Taman Selera, turun untuk mengambil makanan favorit Indonesia dan suku jawa lainnya yaitu nasi kikil dengan beberapa lauk pauk dan daun singkong khas padang yang dibanderol hanya 13.000 perak saja/porsi. Sebelum makan menyempatkan diri untuk ke toilet. Menyantap hidangan dengan penuh kenikmatan, sambil memandang 59VX, 56VX dan 86DX nya pekalongan dari Pulogadung. BAru beberapa sendok menikmati kikil terdengar informasi bahwa 75DX diharapkan segera melanjutkan perjalannya. Sontak terhentak beberapa saat dan dengan tergesa-gesa menghabiskan beberapa potong kikil. Dengan nasi penuh kikil yang masih dikunyah di mulut akhrinya ku naek. Siiiaall..Makan lagi enak enaknya maen kabur aja ni pak Tato..huuuhhwff,,ngejar waktu nih, maklum biasa ke pekalongan..hehehe..
Perlahan tapi pasti bus meninggalkan Taman Selera, terasa injekan pedal gas pak Tato makin dalem, dan alunan perpindahan koplingnya pun terasa padat mengiringi alunan gas yang dimainkan pak Tato.
Memasuki daerah celeng, ambil kanan terlihat Sahabat dengan baju baru nya Legacy yang mungkin digunakan untuk armada Pariwisata. Sempat beberapa kali melakukan perlawanan yang cukup seru dengan legacy ini. Pak Tato sempat beberapa kali ngeblong kanan hanya bisa sejajar saja dengan sahabat. sempat tersalip juga dengan NS 108 dan NS209. Namun kayanya pak tato hanya fokus ke legacy nya sahabat ini. sempat ngbrol-ngobrol juga dengan keernet yang menemani pak tato membahas sahabat legacy. Akhirnya di persimpangan memasuki tol pejagan-kanci legacy itupun ambil lurus naek jembatan, mungkin mo ke arah kuningan-ciamis kali yah..
75DX memasuki tol pejagan kanci. Terlihat beberapa ekor Rosin sempat menyalip dan jauh di depan. Terdapat kemacetan di tol pejagan karena perbaikan lajur jalan lawan arah sehingga jalan menjadi 1 lajur.

03.00-04.00 memasuki daerah prupuk.
Mungkin ini moment jalur selatan yang ga boleh dilewatkan. Kondisi jalan yang berkelok ringan dan sisi jalan terdapat sungai menuntut para supri bus maupun pribadi harus waspada ketika berpapasan dengan truk kayu dan kendaraan besar lainnya.

07.15
Memasuki kota Purwokerto. Sempat mata membelalak kaget karena sudah lama sekali ga kesini. Melihat terminal yang tertata rapi dan cukup bersih memanjakan mata, dan beberapa crew bus yang menawarkan tiket pun terlihat ramah dan tidak terkesan memaksa.
Sambil asik menikmati suasana terminal purwokerto terlihat bus antar kota seperti NS(trayek semrang, kalo ga salah), dan ijo Lorena yang mulai masuk purwokerto dan jempol pun sibuk pencat pencet no kawan yang sudah ada di purwokerto lebih dulu.
Menunggu beberapa lama, akhirnya datang juga. Disuguhi nasi kuning dan seserupuutt teh manis anget di rumahnya hans yang tidak jauh dari terminal sekitar 500m dari terminal sungguh nikmat..(Thanks to hans for provide me your delight and bring me a joy in purwokertoo..hehe) Ngobrol ngalor ngidul sebentar sekedar membersihkan wajah dari lekatnya debu perjalanan dan menyegarkan kembali tulang punggung yang hampir bengkok setelah beberapa jam perjalanan.

09.15
Kembali ke terminal untuk melanjutkan kembali perjalanan ke Pekalongan. Sempat dikenalkan dengan sang empunya pengurus agen Sinar JAya Purwokerto. Dan mengobrol dengan sang empunya warung langganan si hans (once more thanks to hans yang udah "lagi lagi" nyuruput kopi susu buatku). Setelah ngobrol kidul-ngalor akhirnya cabcuss cari mikrobus. Kali ini perjalanan purwokerto-pekalongan harus diawali dengan mikrobus ke Pemalang dahulu( ga ada yang langsung pekalongan). Menyempatkan diri ngobrol2 persis di depan Efisiensi (jogja-Pwt) dengan livery jingga-ijo tuanya yang dibanderol dengan harga 45.000 sungguh bukan saingan yang berarti bagi rival2nya seperti sumber Alam dan yang lainnya. Mungkin pelayanan Efisiensi lebih menjanjikan dan lebih worthed dengan harga 50.000 nya kita bisa dapet softdrink. Sempet terlintas niat untuk nyemplak ini bus, Keren keren dengan klaksonnya yang khas Efisiensi tut..teettt..toott..tunanit..tunanit...heheh..

11.30
Mulai menaiki mikrobus 3/4 menuju Pemalang yang dibanderol 20.000/org. Melewati Purbalingga-bobotsari sempat oper bus lainnya namun ga lagi dipungut bayaran, mungkin mikrobus yang tadi mau perpal yah..hehe.
Lanjut memasuki daerah belik-randudongkal. Jalur ini sungguh lumayan terasa panas dengan kondisi persawahan yang kering airnya, namun lumayan cukup menantang bagi driver yang belum berpengalaman, karena jalur ini menuntut konsentrasi penuh dari sang driver ketika melewati tikungan maupun mendahului kendaraan lainya dan juga ketika berpapasan dengan kendaraan yang datang dari arah berlawanan. Sungguh mengingatkanku pada insiden kecelakaan APV yang kukendarai januari lalu bersama istri, kapok..bener bener kapok lewat jalur ini..heheh.
Hawa panas, dan terus dikebuli asap truk truk kayu yang sama sama melintas jalur ini membuat perjalanan semakin kurang nyaman.

13.45
Mulai memasuki kabupaten pemalang dan selanjutnya masuk ke pemalang kota. Kali ini melewati jalan di belakang terminal yang jalannya sungguh parah, dan banyak lubang "janda" di jalur ini. Gede gede cuy...Perutpun terasa mulai mual setelah beberapa saat diguncang guncang sepoerti naek gerobakk..

14.15
Sampai terminal pemalang. Oper angkot menuju Pekalongan yang dibanderol 10.000/org.
Banyak berhenti, akhrinya sampe pekalongan jam 15.30. Ketemu sang istri langsung cap..cip..cuupp.mmmummuuaachh..heheh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Indonesia Jaya